Edukasidasar.org – Pada era modern yang serba individualis, sikap empati tentunya menjadi salah satu nilai yang sangat penting dan perlu ditanamkan pada kehidupan bermasyarakat.
Pendidikan karakter ini dapat memainkan peran penting untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas tetapi kesadaran sosial akan kehidupan bermasyarakat yang tinggi.
Dengan meningkatkan sikap empati melalui pendidikan karakter, seseorang dapat lebih memahami dan menghargai perasaan serta perspektif orang lain, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan penuh toleransi.
Pengertian Sikap Empati
Empati sendiri adalah sebuah sikap untuk merasakan dan memahami perasaan yang sedang dialami oleh orang lain. Biasanya kita dapat merasakan empati ketika berada di sudut pandang secara benar dan nyata jika kita berada di posisi tersebut.
Menurut Hodges dan Myers dalam Encyclopedia of Social Psychology, “Empati sering didefinisikan sebagai memahami pengalaman orang lain dengan membayangkan diri sendiri dalam situasi orang lain tersebut.”
Sikap empati ini dapat ditunjukkan dengan perasaan yang cukup mendalam dan peka terhadap situasi emosional yang sedang dirasakan orang lain. Bisa dilihat dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh pada saat orang tersebut mengalami.
Ciri – Ciri Memiliki Sifat Empati, sebagai berikut:
1. Mendengarkan dengan baik
Hal ini merupakan sifat empati yang pertama karena kita lebih sering mendengarkan apa yang sedang orang lain katakan terhadap situasi yang sedang dialaminya. Sehingga kita lebih banyak memberikan perhatian saat orang tersebut berkomunikasi kepada kita.
2. Tidak menghakimi
Saat orang lain sedang merasakan sesuatu yang sedang dialaminya, tentunya kita setelah mendengarkan apa yang sedang dialami tidak boleh menghakimi yang sedang dirasakan. Kita hanya cukup menerima apa yang sedang dirasakan.
3. Responsif
Seseorang yang memiliki ciri responsif ini merupakan orang yang mengutamakan kebutuhan orang lain, dengan memberikan sebuah dukungan dan berperilaku sesuai kepentingan orang tersebut.
Baca Juga : Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah: Membangun Individu dengan Pondasi yang Kokoh
Mengenal Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah sebuah bentuk perencanaan manusia untuk memberikan peserta didik pemberdayaan dalam pembentukan karakter yang dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan juga lingkungan sekitarnya.
Menurut Elkind, Pendidikan karakter adalah suatu metode pendidikan yang dilakukan oleh tenaga pendidik untuk mempengaruhi karakter murid. Dalam hal ini terlihat bahwa guru bukan hanya mengajarkan materi pelajaran tetapi juga mampu menjadi seorang teladan.
Pendidikan karakter ini tentunya mampu membentuk karakter anak agar menjadi pribadi yang berperilaku baik, bermoral, berpendidikan dan memiliki sikap empati untuk dirinya dan lingkungan sekitarnya.
Apa Pentingnya Pendidikan Karakter?
Di era yang terus berkembang dengan mudahnya ini akan berdampak terhadap karakter masyarakat karena memiliki dampak berupa perilaku negatif sehingga membutuhkan pendidikan karakter agar setiap masyarakat indonesia memiliki sifat empati yang cukup baik.
Pentingnya membangun sikap empati melalui pendidikan karakter adalah untuk menciptakan generasi yang lebih peduli, menghargai perbedaan, dan mampu membangun hubungan sosial yang harmonis. Empati membantu individu memahami perspektif orang lain, mengurangi konflik, serta meningkatkan kerja sama dan solidaritas dalam masyarakat.
Dengan pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai empati sejak dini, kita dapat membentuk lingkungan yang lebih inklusif dan penuh dengan kepedulian terhadap sesama. Membangun sikap empati melalui pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga keluarga dan masyarakat.
Menanamkan nilai-nilai kepedulian, toleransi, dan saling menghargai, generasi mendatang akan lebih siap menghadapi tantangan sosial dengan penuh kebijaksanaan dan rasa kemanusiaan.
Oleh karena itu, upaya kolektif dalam meningkatkan empati melalui pendidikan karakter harus terus didorong agar tercipta masyarakat yang lebih beradab dan harmonis.
Penulis: Lusiana Dwi Wulandari
Leave a comment